Buku Artikel

  • Home
  • Driver
  • Program
  • Penyakit
  • Download
  • Artikel
Home » Program
Showing posts with label Program. Show all posts
Showing posts with label Program. Show all posts

Sunday, 28 December 2014

Sistem Bilangan dan Konversi Bilangan

Sistem Bilangan dan Konversi Bilangan

Pendahuluan
ü  Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal
ü  Sistem bilangan desimal merupakan sistem bilangan yang paling familier dengan kita karena berbagai kemudahannya yang kita pergunakan sehari – hari.





Contoh:
Bilangan desimal:
ü  5185.6810 = 5x103 + 1x102 + 8x101 + 5x100 + 6 x 10-1 + 8 x 10-2
= 5x1000 + 1x100 + 8x10 + 5 x 1 + 6x0.1 + 8x0.01
ü  Bilangan biner (radiks=2, digit={0, 1})
100112  =  1 ´ 16 + 0 ´ 8 + 0 ´ 4 + 1 ´ 2 + 1 ´ 1  =  1910                   

        MSB LSB
ü  101.0012   = 1x4 + 0x2 + 1x1  +  0x.5 +  0x.25 + 1x.125 = 5.12510














Macam-Macam Sistem Bilangan

Konversi Radiks-r ke decimal

n  Rumus konversi radiks-r ke desimal:
n  Contoh:
n  11012 = 1´23  + 1´22  +  0´21  +  1´20
              = 8 + 4 +0+ 1 =  1310
n  5728  = 5´82  +  7´81  +  2´80
             = 320 + 56 + 2 =  37810
n  2A16 = 2´161  + 10´160
            = 32 + 10 = 4210




Konversi Bilangan Desimal ke Biner
n  Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan Biner: Gunakan pembagian dgn 2 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
n  Contoh: Konversi 17910  ke biner:
  179 / 2 = 89 sisa 1   (LSB)
            / 2 = 44 sisa 1
                / 2 = 22 sisa 0
                    / 2 = 11 sisa 0
                      / 2 = 5 sisa 1
                          / 2 = 2 sisa 1
                             / 2 = 1 sisa 0
                                / 2 = 0 sisa 1 (MSB)
n       Þ  17910  =  101100112                            
n                           MSB        LSB 

Konversi Bilangan Desimal ke Oktal
n  Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan oktal: Gunakan pembagian dgn 8 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
n  Contoh: Konversi 17910  ke oktal:
n       179 / 8 = 22 sisa 3   (LSB)
n                      / 8 = 2 sisa 6
n                              / 8 = 0 sisa 2 (MSB)
n       Þ  17910  =  2638                       
n                        MSB   LSB 



Konversi Bilangan Desimal ke Hexadesimal
n  Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan hexadesimal: Gunakan pembagian dgn 16 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
n  Contoh: Konversi 17910  ke hexadesimal:
n       179 / 16 = 11 sisa 3   (LSB)
n                      / 16 = 0 sisa 11 (dalam bilangan hexadesimal berarti B)MSB
n       Þ  17910  =  B316
n                               
n                       MSB  LSB 

Konversi Bilangan Biner ke Oktal
Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan oktal, lakukan pengelompokan 3 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB
n  Contoh: konversikan 101100112 ke bilangan oktal
n  Jawab : 10  110  011
n               2      6     3
n  Jadi 101100112 = 2638

Konversi Bilangan Oktal ke Biner
Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Oktal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan oktal ke 3 digit bilangan biner

n  Contoh Konversikan 2638 ke bilangan biner.
n  Jawab:  2       6      3
n            010   110   011
n  Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 didepan tidak ada artinya kita bisa menuliskan 101100112

Konversi Bilangan Biner ke Hexadesimal
Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan hexadesimal, lakukan pengelompokan 4 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB
n  Contoh: konversikan 101100112 ke bilangan heksadesimal
n  Jawab : 1011  0011
n                 B       3
n  Jadi 101100112 = B316

Konversi Bilangan Hexadesimal ke Biner
Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Hexadesimal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan Hexadesimal ke 4 digit bilangan biner

n  Contoh Konversikan B316 ke bilangan biner.
n  Jawab:  B       3
n           1011   0011
n       Jadi B316 = 101100112



0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
01:06

SIKLUS SISTEM INFORMASI PENGANTAR INFORMATIKA

SIKLUS SISTEM INFORMASI PENGANTAR INFORMATIKA



Siklus Hidup Pengembangan Metode pengembangan Sistem Informasi meliputi beberapa tahap secara umum sebagai berikut :



1.      Perencanaan
2.      Analisis
3.      Perancangan
4.      Pengembangan
5.      Penggunaan
Tahap Perencanaan Tujuan :
1.      menentukan ruang lingkup proyek
2.      mengenali berbagai area permasalahan potensial
3.      mengatur urutan tugas
4.      membuat dasar untuk pengendalian 

Tahap Analisis Tujuan : penelitian sistem yang telah ada dengan target merancang sistem yang baru atau diperbarui
Langkah-langkah :
1.      sosialisasi penelitian sistem
2.      pengorganisasian tim proyek
3.      mendefinisikan kebutuhan sistem informasi
4.      menyiapkan usulan rancangan
5.      menerima / menolak rancangan

Tahap Perancangan Tujuan : menentukan operasi dan data yang dibutuhkan oleh sistem baru
Langkah :
1.      menyaipakan rancangan sistem terperinci
2.      mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
3.      mengevaluasi berbagai alternatif sistem
4.      memilih konfigurasi terbaik
5.      menyiapkan usulan penerapan

Tahap Pengembangan Tujuan : memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan sebuiah sistem yang bekerja
Langkah :
1.      merencanakan pengembangan
2.      mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
3.      menyiapkan basisdata
4.      melatih pengguna
5.      masuk ke sistem baru

Tahap Penggunaan Tujuan : menggunakan sistem baru, melakukan penelitian formal untuk menilai sejauh mana kinerja sistem baru dan memeliharanya
Langkah :
1.      menggunakan sistem baru 
2.      mengaudit sistem baru
3.      memelihara : memperbaiki kesalahan, memutakhirkan, dan meningkatkan lagi system


Semoga bermanfaat bagi mahasiswa yang lagi belajar mata kuliah pengantar informatika.
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
00:55

Sistem Bilangan

1. SISTEM BILANGAN
Sistem Bilangan
l  positional value system : sistem nilai berdasarkan letak/posisi




an-1 = angka yang paling kiri,
R = Angka dasar dari pada sistem bilangan
n = cacah angka yang menunjukan bilangan bulat
 m = cacah angka yang menunjukkan bilangan pecahan

l  Sistem Bilangan Puluhan :


Biner, Oktal , Hexadesimal
l  Biner : hanya dua macam simbol angka, yaitu ”0” dan ”1”
                                è R=2
l  Oktal : 7 simbol angka, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
                                è R=8
l  Hexadesimal : 16 simbol angka, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A, B, C, D, C dan F secara berturut-turut bernilai 10, 11, 12, 13, 14, 15
                                èR=16

Biner, Oktal, Hexadesimal [2]
l  Biner : 101,012= (5,25)10
  


     Oktal :



l  Hexadesimal : 



Konversi
l  Desimal – Biner
                                118 : 2 = 59 sisa 0                             7 : 2 =  3 sisa 1
                                59 : 2 = 29 sisa 1                  3 : 2 =  1 sisa 1
                                29 :2 = 14 sisa 1                   1 : 2 =  0 sisa 1
                                14 : 2 =   7 sisa 0                                  0 : 2 =  0 sisa 0
                                                (118)10 = (01110110)2
                                0.8125 x 2 = 1,625                       0,500  x 2 = 1,000
                                0,625  x 2 = 1,250                        0,000  x 2 = 0,000  
                                0,250  x 2 = 0,500
                                                (0.8125)10 = (0,11010 )2


Desimal – Biner
                                118 : 2 = 59 sisa 0                            
                                59 : 2 = 29 sisa 1                               
                                29 :2 = 14 sisa 1                
                                14 : 2 =   7 sisa 0 
 7 : 2 =  3 sisa 1
3 : 2 =  1 sisa 1
1 : 2 =  0 sisa 1
0 : 2 =  0 sisa 0
                                (118)10 =
(01110110)2

Konversi [2]
l  Biner – Oktal
bilangan biner dikelompokkan atas 3 bit
1  011  001  111 = (1)  (3)   (1)  (7)8        
l  Biner – Hexadesimal
bilangan biner dikelompokkan atas 4 bit
10  1100  1111   = (2)    (C)     (F)16

Komplemen
l  Komplemen R dari bilangan N


l  Komplemen R-1 dari bilangan N



R = Basis                                                               n = digt bil.bulat
                N = Bilangan                                                       m = digit bil. Pecahan
Komplemen R dapat diperoleh dengan menambahkan 1 ke angka paling kanan dalam komplemen R-1

Pengurangan Komplemen R
l  100100 - 100010 = 100100 + 011110   
 Komplemen R dari 100010 = 011110                         
Ada carry : positif
end carry dibuang.








l  100100 - 101100  = 100100 + 010100
Komplemen R dari 101100  = 010100 
Tidak ada carry : Negatif
Komplemen R kan hasil                                           

                                                                                


                                                                                                       - (001000)


Pengurangan Komplemen R-1
l  100100 - 100010 = 100100 + 011101                                 
Komplemen R-1 dari 100010 = 011101 
Ada carry : positif
end carry ditambahkan.





l  100100 - 101100 = 100010 + 010100          
Komplemen R-1 dari 101100 = 010100 
Tidak ada carry : Negatif
Komplemen R-1 kan hasil                          
                                                                                


                                                                                                              - (001000)



Penyajian Data



0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
00:48

Sunday, 21 December 2014

Contoh Cara Hitung Program Percabangan IF dan CASE




1   1.       Struktur percabangan dengan IF



A.Lulus



B.Tidak Lulus



2. Struktur Percabangan CASE

A.
B.



C.
D.

E.
F.


0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
02:00

Friday, 19 December 2014

Struktur Percabangan

Struktur Percabangan



Jenis-jenis struktur percabangan
Ø  Didalam bahasa pascal terdapat 2 jenis struktur percabangan, yaitu :
1.      Struktur percabangan IF; dan
2.      Struktur percabangan CASE
Struktur Percabangan IF
Ø  Struktur percabangan IF dibagi menjadi 3 cara :
1.      IF untuk 1 kondisi
2.      IF untuk 2 kondisi
3.      IF bersarang (lebih dari 2 kondisi)







Struktur Percabangan IF (cont’d)
Ø  IF untuk 1 kondisi
–        Syntax (Aturan Penulisan) :
IF ekspresi/kondisi THEN
                        Aksi
END;
–        Cara Kerja :
AKSI akan dikerjakan jika EKSPRESI/KONDISI bernilai TRUE
–        Contoh Kasus :
Jika nilai >= 65 maka siswa dinyatakan lulus
–        Solusi :
                        IF nilai >= 65 THEN
                                    BEGIN
                                    writeln(‘Siswa dinyatakan lulus’);
                        END;
Struktur Percabangan IF (cont’d)
•          IF untuk 2 kondisi
–        Syntax (Aturan Penulisan) :
IF ekspresi/kondisi_1 THEN
            Aksi 1
ELSE
            Aksi 2
END;
–        Cara Kerja :
•          AKSI 1 akan dikerjakan jika EKSPRESI/KONDISI bernilai TRUE
•          AKSI 2 akan dikerjakan jika EKSPRESI/KONDISI bernilai FALSE
–        Contoh Kasus :
Jika nilai >= 65 maka siswa dinyatakan lulus; jika tidak maka siswa dinyatakan tidak lulus

Struktur Percabangan IF (cont’d)
–        Solusi :
IF nilai >= 65 THEN
BEGIN
            writeln(‘Siswa dinyatakan lulus’);
END
ELSE
BEGIN
            writeln(‘Siswa dinyatakan tidak lulus’);
END;



Struktur Percabangan IF (cont’d)
•          IF Bersarang (lebih dari 2 kondisi)
–        Syntax (Aturan Penulisan) :
IF ekspresi/kondisi 1 THEN
            Aksi 1
ELSE
IF ekspresi/kondisi  2  THEN
            Aksi 2
ELSE
            Aksi  3
END;
END;


Struktur Percabangan IF (cont’d)
–        Cara Kerja :
•          Jika EKSPRESI/KONDISI 1 bernilai TRUE maka :
–        Aksi 1 akan dikerjakan
•          Jika EKSPRESI/KONDISI 1 bernilai FALSE maka :
–        Jika EKSPRESI/KONDISI 2 bernilai TRUE maka :
»        Aksi 2 akan dikerjakan
–        Jika EKSPRESI/KONDISI 2 bernilai FALSE maka :
»        Aksi 3 akan dikerjakan
–        Contoh Kasus :
•          Jika nilai UAS >= 65 maka siswa dinyatakan “LULUS “
            jika tidak maka :
–        Jika Absensi siswa >= 80 maka siswa dinyatakan “LULUS”
            jika tidak maka siswa dinyatakan “GAGAL”
Struktur Percabangan IF (cont’d)
–        Solusi :
IF nilai_UAS >= 65 THEN
BEGIN
            writeln(‘Siswa dinyatakan lulus’);
END
ELSE
BEGIN
            IF absensi_siswa >= 80 THEN
            BEGIN
                        writeln(‘Siswa dinyatakan lulus’);
            END
            ELSE
            BEGIN
                        writeln(‘Siswa dinyatakan tidak lulus’);
            END;
END;
Struktur Percabangan CASE
•          Hampir sama dengan struktur percabangan IF, tetapi lebih cocok digunakan jika kondisi yang diperiksa sangat banyak
•          Kondisi yang diperiksa harus berupa data ordinal (bertipe integer atau char), dan tidak boleh bertipe real
•          Menggunakan operator relasional = (sama dengan) untuk melakukan pemeriksaan kondisi






Struktur Percabangan CASE (cont’d)
–        Syntax :
CASE variabel_yang_diperiksa OF
konstanta1 : aksi 1;
konstanta2 : aksi 2;
konstanta3 : aksi 3;
...
konstantaN : aksi N;
END;


Sekian...

Semoga bermanfaat.
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
21:47
Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)
Find Us :

Cari Blog Ini

Translate

Label

  • Artikel
  • Handphone
  • Penyakit
  • Program

Entri Populer

  • Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Masa Nifas dan Menyusui
    perubahan fisiologi dan psikologi pada masa nifas dan menyusui A.     Perubahan Sistem Kardio vaskuler masa nifas Sistem pereda...
  • Halusinasi Kinestetik
    HALUSINASI KINESTETIK PENGERTIAN HALUSINASI Halusinasi adalah pencerapan yang slah dari panca indera seseorangyang diakibatkan kar...
  • ASKEP PIELONEFRITIS
    ASKEP PIELONEFRITIS A.     Pengertian Pielonefritis Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang...
  • MIOKARDITIS
    ASKEP PADA KLIEN MIOKARDITIS DEFINISI MIOKARDITIS Miokarditis adalah peradangan atau  inflamasi pada miokardium.Peradangan ini da...
  • Nama Latin Tumbuhan
    Nama Latin Atau Ilmiah Tumbuhan B erikut nama-nama latin ilmiah tumbuhan.bagi kawan2 yang mencari nama ilmiah tumbuhan Disini terlengka...
  • Sistem Bilangan
    1. SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan l   positional value system : sistem nilai berdasarkan letak/posisi a n-1 = angka yang p...
  • Struktur Percabangan
    Struktur Percabangan Jenis-jenis struktur percabangan Ø   Didalam bahasa pascal terdapat 2 jenis struktur percabangan, yaitu : ...
  • ASKEP BAYI BERESIKO TINGGI
    ASKEP BAYI BERESIKO TINGGI A.      Pengertian l   Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intra uterus ke keh...
  • Obat Pelangsing Tubuh Tiens
    Obat Pelangsing Tubuh Tiens Izin share>>> READY...... Bio->  1.PENINGGI            2. PELANGSING            3.PEMUTI...
  • Penyakit Asma
    Penyakit Asma A.                 Pengertian Asma bronchial adalah gangguan fungsi aliran udara paru yang ditandai oleh kepekaan s...

My Blog List

Powered by Blogger.

Arsip Blog

  • ▼  2015 (11)
    • ▼  March (1)
      • Obat Pelangsing Tubuh Tiens
    • ►  February (2)
    • ►  January (8)
  • ►  2014 (25)
    • ►  December (25)
Copyright 2014 Buku Artikel - All Rights Reserved
Design by Anis Mmulyadi - Published by terbaikdotcom.blogspot.com