ASKEP BAYI
BERESIKO TINGGI
A.
Pengertian
l Neonatus
adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intra uterus ke kehidupan
intra uterin hingga
1.
BBLR
Pengertian
l (Menurut
buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI 1992) istilah
prematuritas telah diganti dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) oleh WHO pada
tahun 1961.Di dalam buku pusdiknakes depkes yang berjudul asuhan kesehatan anak
dalam konteks keluarga BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
Etiologi
Faktor
ibu
l Gizi
saat hamil yang kurang
l Umur
kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun
l Jarak
hamil dan bersalin yang terlalu dekat
l Penyakit
menahun ibu seperti hipertensi dan jantung
l Perokok
dan bekerja yang terlalu berat
Faktor kehamilan
l Hamil
ganda
l Perdarahan
ante partum
l Plasenta
previa
Penatalaksanaan
l Menurut
buku synopsis obstetri , Rustam Mochtar. 1998)
yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan,
dan siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi prematur makin pendek masa
kehamilan, makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin
tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan
pernafasan, infeksi, cacat bawaan dan trauma pada otak. Kebutuhan cairan untuk
BBL 120 sampai 150 ml/kg BB/hari atau 100-120 cal/kg BB/hari. Pemberian
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi untuk segera mungkin
mencukupi kebutuhan cairan atau kalori.
2.
Asfiksia Neonatorum
Definisi
l Asfiksia neonatorum adalah
kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah
(hipoksemia), hiperkarbia (PaCO2 meningkat) dan asidosis.
Penatalaksanaan Asfiksia
–
Ada beberapa tahap: ABC resusitasi,
–
A= memastikan saluran nafas terbuka
–
B= memulai pernafasan
–
C= mempertahankan sirkulasi (peredaran darah)
3.
Sindroma gangguan
pernapasan
–
Pengertian
l Kegawatan
pernafasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu
relatif lama sehingga mengaktifkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam
laktat
Penatalaksanaan
l Mempertahankan
ventilasi dan oksigenasi adekwat.
l Mempertahankan
keseimbangan asam basa.
l Mempertahankan
suhu lingkungan netral.
l Mempertahankan
perfusi jaringan adekwat.
l Mencegah
hipotermia.
l Mempertahankan
cairan dan elektrolit adekwat.
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Prenatal
dan Intranatal
a. Prenatal
Masa
kehamilan direncanakan, Ante Natal Care (ANC) dilakukan di Ruang seruni
sebanyak 8 kali, masalah kesehatan atau komplikasi selama kehamilan : mual
muntah sampai kehamilan 3 bulan, imunisasi TT 2 kali, ke 1 : 5 bulan, ke 2 : 7
bulan.
b. Sistem Integumen
l Warna
Kemerahan, tidak ada lesi, kuku lembut panjang, nevi ada, vernik caseosa ada,
lanugo ada.
c. Kepala –
Leher
l Tidak
terlihat molding (tulang kepala tidak ada saling tindih),cephalo hematoma tidak
ada, sutura sagitalis ada, fontanel posterior teraba, rambut hitam, ukuran
lingkar kepala sub oksipito - bregmantika 32,5, oksipito frontalis 32 cm,
biparietalis 19cm.
Analisa
Data
C. Rencana
Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
Tujuan :
l Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan pola nafas bayi Ny. L
kembali efektif.
l kriteria
hasil :
–
Frekuensi nafas dalam batas normal (30 – 40x/menit).
–
Bayi tidak tampak sianosis.
Intervensi :
l Observasi
adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada.
l Observasi
pernafasan mendengkur.
l Auskultasi
bunyi Krekels/Ronchi.
l Bersihkan
jalan nafas (hisap naso faring secara perlahan).
l Observasi
warna kulit terhadap sianosis.
l Tempatkan
bayi pada posisi Trenkelemburg yang dimodifikasi pada sudut 10 derajat.
2. Resiko tinggi
hypotermi brhubungan dengan usia ekstrem.
Tujuan :
l Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan suhu tubuh bayiNy. L dapat
dipertahankan dalam batas normal dengan lingkungan termonetral.
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh
bayi Ny. L dalam batas normal (36 – 37 C)
Intervensi :
l 1. Ukur
suhu inti neonates.
l 2. Pantau
suhu kulit secara continue.
l 3. Atur
suhu ruangan.