Buku Artikel

  • Home
  • Driver
  • Program
  • Penyakit
  • Download
  • Artikel
Home » Archive for 2015

Monday, 23 March 2015

Obat Pelangsing Tubuh Tiens

Obat Pelangsing Tubuh Tiens


Izin share>>>
READY......
Bio->  1.PENINGGI
           2. PELANGSING
           3.PEMUTIH
           4.PENGEMUK
          Dll herbal....
PAYPAL ,MAYBANK,BCA,BRI
BBM: 54e63cfc
SMS/wa:085277822862
LINE:TUMBUHSEHAT
WECHAT:ALDI3399
Instagram:dr_pelangsing_peninggi_wow


#termurah#terjamin#jakarta#malaysia#singapore#brunei.






0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
21:35

Tuesday, 17 February 2015

Obat Herbal Tiens

OBAT HERBAL

Ready>>>
READY......
Bio->  1.PENINGGI
           2. PELANGSING
           3.PEMUTIH
           4.PENGEMUK
          Dll herbal....
PAYPAL ,MAYBANK,BCA,BRI
BBM: 747F485F
SMS/wa:085277822862
LINE:TUMBUHSEHAT
WECHAT:ALDI3399
 INSTAGRAM:dr_pelangsing_peninggi_wow


#termurah#terjamin#jakarta#malaysia#singapore#brunei.
































0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
07:10

Saturday, 7 February 2015

Dr.Sehat Pelangsing




     DR.Sehat







Pelangsing;
             
paypal,maybank,bca,bri
BBM; 747F485F 
Sms/wa;+6285277822862 
line; tumbuhsehat 
wechat; aldi3399
Read more »
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
21:24

Friday, 9 January 2015

Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Masa Nifas dan Menyusui



perubahan fisiologi dan psikologi pada masa nifas dan menyusui

A.    Perubahan Sistem Kardio vaskuler masa nifas
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan bisa mematikan.
1.    Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor, misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran caira ekstravaskuler (edema fisiologis). Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat, tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh y ang menyebabkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ke 3 dan ke 4 setelah bayi lahir volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume darah sebelum hamil.
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400 cc. bila kehiran melalui seksio sesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan hermatokrit (haemoconcentration). Bila perasalinan pervaginan, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hemaktokrit cendrung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Tiga perubahan fisiologi pascapartum yang melindungi wanita:
Ø  hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh darah maternal 10% sampai 15%
Ø  hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus vasolitasi
Ø  terjadinya mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpanselamaa wanita hamil
2.    Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang msa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadan ini meningkat bahkan lebih tinggiselamaa 30 sampai 60 menit karena darah yang biasaya melintasi sikuir uteroplasenta tiba-tiba kembali kesirkulasi umum. Nilai ini meningkat pada semua jenis kelahiran. 
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan. 
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 post partum. 


Pada Sistem Kardiovaskuler
Ø  Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
Ø  Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
Persalinan normal : 200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc.
Ø  Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
Ø  Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu. 

B.     Perubahan Sistem Hematologi Masa Nifas
Hematologi (Darah) adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang terfikasi dalam tubuh dan lingkungan luar (Silvia A. Price dan Lorraine M. Wilson : 2005 )

1.    Perubahan Vaskular Lokal
Perubahan lokal terlihat jelas pada tungkai bawah dan akibat tekanan yang ditimbulkan oleh uterus terhadap vena pelvik. Oleh karena 1/3 darah dalam sirkulasi berada dalam tungkai bawah maka peningkatan tekanan terhadap vena akan menyebabkan varises dan edema vulva dantungkai. Keadaan ini lebih sering terjadi pada siang hari akibat sering berdiri. Keadaan ini cenderung untuk reversibel saat malam dimana pasien berada dalam keadaan berbaring : edema akan direabsorbsi – venous return meningkat dan output ginjal meningkat sehingga terjadi nocturnal diuresis. Bila pasien dalam keadaan telentang, tekanan uterus terhadap vena akan juga meningkat sehingga aliran balik ke jantung menurun dan terjadi penurunan cardiac output.
Suatu contoh ekstrim terjadi saat uterus menekan vena cava dan menurunkan CO sehingga pasien terengah-engah dan dapat menjadi tidak sadarkan diri. Dapat terjadi sensasi nause dan gejala muntah. Gejala ini – Supine Hypotensive Syndrome harus senantiasa diingat saat melakukan pemeriksaan kehamilan pada pasien hamil lanjut.
Perubahan nilai hasil pemeriksaan darah seperti nilai haemoglobin merupakan akibat dari kebutuhan kehamilan yang dipengaruhi oleh peningkatan volume plasma.
Terjadi peningkatan eritrosit sebesar 18% dan terjadi peningkatan volume plasma sebesar 45%. Dengan demikian maka terjadi penurunan hitungeritrosit per mililiter dari 4.5 juta menjadi 3.8 juta. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, volume plasma semakin menurun dan hitung eritrosit menjadi sedikit meningkat sehingga kadar hematokrit selama kehamilan menurun namun sedikit meningkat menjelang aterm.



Packed Cell Volume (% ase )
Non – pregnant
40 – 42
Minggu ke 20
39
Minggu ke 30
38
Minggu ke 40
40

Perubahan kadar haemoglobin paralel dengan yang terjadi pada eritrosit. Mean Cell Haemoglobin Concentration pada keadaan non pregnant adalah 34% yang berarti bahwa setiap 100 ml eritrosit mengandung 34 g haemoglobin. Nilai ini selama kehamilan tidak berubah dengan demikian maka nilai volume eritrosit total dan haemoglobin total meningkat selama kehamilan
Peningkatan volume plasma menyebabkan penurunan kadar haemoglobin.
Selama masa kehamilan kadar haemoglobin turun sampai minggu ke 36. Penurunan ini mulai terlihat pada minggu ke 12 dan nilai minimum terlihat pada minggu ke 32.
Terlihat dari data diatas bahwa tidak ada satu nilai normal yang dapat ditemukan selama kehamilan. Fakta ini penting dalam menegakkan diagnosa anemia dalam kehamilan. Pada minggu ke 30, kadar haemoglobin sebesar 105g/l adalah normal, namun nilai tersebut pada minggu ke 20 meunjukkan adanya anemia.



2.    Zat besi
Dengan peningkatan jumlah eritrosit, kebutuhan akan zat besi dalam proses produksi hemoglobin meningkat. Bila suplemen zat besi tidak diberikan, kemungkinan akan terjadi anemia defisiensi zat besi.
Kebutuhan zat besi pada paruh kedua kehamilan kira-kira 6–7 mg/hari. Bila suplemen zat besi tidak tersedia, janin akan menggunakan cadangan zat besi maternal. Sehingga anemia pada neonatus jarang terjadi ; akan tetapi defisiensi zat besi berat pada ibu dapat menyebabkan persalinan preterm, abortus, dan janin mati.
3.    Leukosit
Terjadi kenaikan kadar leukosit selama kehamilan dari 7.109 / l dalam keadaan tidak hamil menjadi 10.5.109 / l. Peningkatan ini hampir semuanya disebabkan oleh peningkatan sel PMN – polimorfonuclear. Pada saat inpartu, jumlah sel darah
4.    Trombosit
Pada kehamilan terjadi thromobositopoeisis akibat kebutuhan yang Kadar prostacyclin (PGI2) sebuah “platelet aggregation inhibitor” dan Thromboxane (A2) sebuah perangsang aggregasi platelet dan vasokonstriktor meningkat selama kehamilan.
Nilai rata – rata selama awal kehamilan adalah 275.000 / mm3 sampai 260.000 / mm3 pada minggu ke 35. Mean Platelet Size sedikit meningkat dan life span trombosit lebih singkat.

5.    Sistem Pembekuan Darah
Kehamilan disebut sebagai hipercoagulable state. Terjadi peningkatan kadar fibrinogen dan faktor VII sampai X secara progresif.
Kadar fibrinogen dari 1.5 – 4.5 g/L (tidak hamil) meningkat dan sampai akhir kehamilan mencapai 4 – 6.5 g/L. Sintesa fibrinogen terus meningkat akibat meningkatnya penggunaan dalam sirkulasi uteroplasenta atau sebagai akibat tingginya kadar estrogen.
Faktor II, V dan XI sampai XIII tidak berubah atau justru malah semakin menurun.
Nampaknya peningkatan resiko tromboemboli yang terkait dengan kehamilan lebih diakibatkan oleh stasis vena dan kerusakan dinding pembuluh darah dibandingkan dengan adanya perubahan faktor koagulasi itu sendiri.

C.    Konsep Dasar Perubahan Psikososial Dalam Masa Nifas
1.    Perubahan peran
Terjadinya perubahan peran, yaitu menjadi orang tua setelah kelahiran anak. Sebenarnya suami dan istri sudah mengalami perubahan peran mereka sejak masa kehamilan. Perubahan peran ini semakin meningkat setelah kelahiran anak. Contoh, bentuk perawatan dan asuhan sudah mulai diberikan oleh si ibu kepada bayinya saat masih berada dalam kandungan adalah dengan cara memelihara kesehatannya selama masih hamil, memperhatikan makanan dengan gizi yang baik, cukup istirahat, berolah raga, dan sebagainya.
Selanjutnya, dalam periode postpartum atau masa nifas muncul tugas dan tanggung jawab baru, disertai dengan perubahan-perubahan perilaku. Perubahan tingkah laku ini akan terus berkembang dan selalu mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan waktu cenderung mengikuti suatu arah yang bisa diramalkan.
Pada awalnya, orang tua belajar mengenal bayinya dan sebaliknya bayi belajar mengenal orang tuanya lewat suara, bau badan dan sebagainya. Orang tua juga belajar mengenal kebutuhan-kebutuhan bayinya akan kasih sayang, perhatian, makanan, sosialisasi dan perlindungan.
Periode berikutnya adalah proses menyatunya bayi dengan keluarga sebagai satu kesatuan/unit keluarga. Masa konsolidasi ini menyangkut peran negosiasi (suami-istri, ayah-ibu, orang tua-anak, anak dan anak).
2.    Peran menjadi orang tua setelah melahirkan
Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. Ibu dan ayah, orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan bayinya. Bayi perlu perlindungan, perawatan dan sosialisasi. Periode ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh. Lama periode ini bervariasi, tetapi biasanya berlangsung selama kira-kira empat minggu.
Periode berikutnya mencerminkan satu waktu untuk bersama-sama membangun kesatuan keluarga. Periode waktu meliputi peran negosiasi (suami-istri, ibu-ayah, saudara-saudara) orang tua mendemonstrasikan kompetensi yang semakin tinggi dalam menjalankan aktivitas merawat bayi dan menjadi lebih sensitif terhadap makna perilaku bayi. Periode berlangsung kira-kira selama 2 bulan.
3.    Tugas dan tanggung jawab orang tua
Tugas pertama orang tua adalah mencoba menerima keadaan bila anak yang dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena dampak dari kekecewaan ini dapat mempengaruhi proses pengasuhan anak.
Walaupun kebutuhan fisik terpenuhi, tetapi kekecewaan tersebut akan menyebabkan orang tua kurang melibatkan diri secara penuh dan utuh. Bila perasaan kecewa tersebut tidak segera diatasi, akan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menerima kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan tersebut.
Orang tua perlu memiliki keterampilan dalam merawat bayi mereka, yang meliputi kegiatan-kegiatan pengasuhan, mengamati tanda-tanda komunikasi yang diberikan bayi untuk memenuhi kebutuhannya serta bereaksi secara cepat dan tepat terhadap tanda-tanda tersebut.
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap bayinya, antara lain :
  1. Orang tua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak terus terbawa dengan khayalan dan impian yang dimilikinya tentang figur anak idealnya. Hal ini berarti orang tua harus menerima penampilan fisik, jenis kelamin, temperamen dan status fisik anaknya.
  2. Orang tua harus yakin bahwa bayinya yang baru lahir adalah seorang pdibadi yang terpisah dari diri mereka, artinya seseorang yang memiliki banyak kebutuhan dan memerlukan perawatan.
  3. Orang tua harus bisa menguasai cara merawat bayinya. Hal ini termasuk aktivitas merawat bayi, memperhatikan gerakan komunikasi yang dilakukan bayi dalam mengatakan apa yang diperlukan dan member respon yang cepat
  4. Orang tua harus menetapkan criteria evaluasi yang baik dan dapat dipakai untuk menilai kesuksesan atau kegagalan hal-hal yang dilakukan pada bayi.
  5. Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir di dalam keluarga. Baik bayi ini merupakan yang pertama atau yang terakhir, semua anggota keluarga harus menyesuaikan peran mereka dalam menerima kedatangan bayi.
Dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya, harga diri orang tua akan tumbuh bersama dengan meningkatnya kemampuan merawat/mengasuh bayi. Oleh sebab itu bidan perlu memberikan bimbingan kepada si ibu, bagaimana cara merawat bayinya, untuk membantu mengangkat harga dirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa post partum adalah :
  1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
  2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
  3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
  4. Pengaruh budaya
 Masa Adaptasi Ibu Dalam Masa Nifas
Ada tiga fase dalam masa adaptasi peran pada masa nifas, antara lain adalah :
  1. Fase dependent
Pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, ketergantungan ibu sangat menonjol. Pada saat ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat dipenuhi oleh orang lain. Rubin (1991) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima yang disebut dengan taking in phase. Dalam penjelasan klasik Rubin, fase menerima ini berlangsung selama 2 sampai 3 hari.
Ia akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.Pada saat ini, ibu memerlukan istirahat yang cukup agar ibu dapat menjalan masa nifas selanjutnya dengan baik.
Membutuhkan nutrisi yang lebih, karena biasanya selera makan ibu menjadi bertambah. Akan tetapi jika ibu kurang makan, bisa mengganggu proses masa nifas.
  1. Fase independent
Pada ibu-ibu yang mendapat perawatan yang memadai pada hari-hari pertama setelah melahirkan, maka pada hari kedua sampai keempat mulai muncul kembali keinginan untuk melakukan berbagai aktivitas sendiri. Di satu sisi ibu masih membutuhkan bantuan orang lain tetapi disisi lain ia ingin melakukan aktivitasnya sendiri. Dengan penuh semangat ia belajar mempraktekkan cara-cara merawat bayi. Rubin (1961) menggambarkan fase ini sebagai fase taking hold.
Pada fase taking hold, ibu berusaha keras untuk menguasai tentang ketrampilan perawatan bayi, misalnya menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok. Pada masa ini ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tsb, cenderung menerima nasihat bidan atau perawat karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi. Pada tahap ini Bidan penting memperhatikan perubahan yang mungkin terjadi.
 Pada beberapa wanita yang sulit menyesuaikan diri dengan perannya, sehingga memerlukan dukungan tambahan. Hal ini dapat ditemukan pada :
a.       Orang tua yang baru melahirkan untuk pertama kali dan belum pernah mempunyai pengalaman mengasuh anak
b.      Wanita karir
c.       Wanita yang tidak mempunyai keluarga atau teman dekat untuk membagi suka dan duka
d.      Ibu dengan anak yang sudah remaja
e.       Single parent
  1.  Fase interdependent
Periode ini biasanya terjadi “after back to home” dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu akan mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial.
Pada fase ini, kegiatan-kegiatan yang ada kadang-kadang melibatkan seluruh anggota keluarga, tetapi kadang-kadang juga tidak melibatkan salah satu anggota keluarga. Misalnya, dalam menjalankan perannya, ibu begitu sibuk dengan bayinya sehingga sering menimbulkan kecemburuan atau rasa iri pada diri suami atau anak yang lain.
Pada fase ini harus dimulai fase mandiri (letting go) dimana masing-masing individu mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri, namun tetap dapat menjalankan perannya dan masing-masing harus berusaha memperkuat relasi sebagai orang dewasa yang menjadi unit dasar dari sebuah keluarga.








0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
00:26

Penyakit Asma

Penyakit Asma



A.                Pengertian
Asma bronchial adalah gangguan fungsi aliran udara paru yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar karakteristik bronkospasme, hiper sekresimukosa dan infeksi saluran pernafasan.
Sedangkan mernurut Manahutu E.Y (1992) bahwa Asma bronchial adalah penyakit dengan karakteristik peningkatan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan. Dengan manifestasi penyempitan trachea dan bronkus yang luas dan menyeluruh dengan derajat yang berubah, karena pengobatan maupun secara spontan.bronkospasme,  

B.           Etiologi
Etiologi yang pasti dari asma belum diketahui, dari hasil penelitian yang dilakukan, menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma mempunyai sifat yang sangat khas, yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asma adalah sebagai berikut :
a.       Faktor pencetus
1)        Alergen (makanan, bumbu masak, bulu binatang, debu,dll)
2)        Asap rokok
3)        Zat-zat di tempat kerja (woll, debu, tepung, serbuk kayu)
4)        Obat-obatan : Aspirin, penicilin
5)        Infeksi terutama oleh virus
6)        Emosi
7)        Lingkungan dan cuaca, udara yang terlalu lembab, terlalu panas, atau dingin.
8)        Aktivitas fisik yang berlebihan
9)        Aktor yang sulit dihindarkan: bau tajam
10)    Penyakit tertentuyang memperberat : infeksi hidung (sinusitis).
b.      Faktor Keturunan

C.           Patofisiologi
Dasar kelainan pada asma adalah suatu hiperaktivitas bronkus yaitu sindroma klinik yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan, baik rangsangan dari dalam maupun dari luar.
Dengan manifestasi penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan derajat yang berubah-ubah secara spontan atau dengan pengobatan (faisal yunus;1990).

Ada 2 komponen penyempitan saluran nafas pada asma yaitu :
a.       Bronkospasme
Disebabkan karena kontraksi otot polos bronkus.
b.      Inflamasi dinding mukosa saluran nafas
Menyebabkan edema dan hiopersekresi mukosa. Hal tersebut menyebabkan obstruksi aliran udara.

D.           Tanda dan Gejala
Ø  Batuk keras karena gatal di tenggorokan.
Ø  Dipsnoe yang hebat.
Ø  Cianosis pada ekstrenitas atas dan bawah.
Ø  Nafas berbunyi / mengi (wheezing).
Ø  Nadi cepat dan dangkal.
Ø  Keringat dingin dan takut pada waktu serangan biasanya pada malam hari.
Ø  Produksi spontan.
       


E.           Komplikasi
Komplikasi terjadi akibat :
1. Keterlambatan penanganan.
2. Penanganan yang tidak adekuat.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah :
1. Akut :
- Dehidrasi
- Gagal nafas
- Infeksi saluran nafas
2. Kronis :
- Kor-pulmonale
- PPO kronis
- Pneumotorak.

F.     Manifestasi Klinis
-          Penderita tampak sakit berat dan sianosis.
-          Sesak nafas, bicara terputus-putus.
-          Banyak berkeringat, bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah jatuh dalam dehidrasi berat.
-          Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik, tetapi lambat laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas, gelisah kemudian jatuh ke dalam koma.

G.    Pemeriksaan Diagnostik Asma Bronkial
1.Laboratorium
  1. Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya infeksi
  2. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun dengan pemberian kortikosteroid.
2.Analisa gas darah
Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus. Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis respiratorik. Pada asma ringan sampai sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis respiratorik. Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik.
3.Radiologi
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.

H.    Penatalaksanaan
a.   Obat-obatan untuk pencegahan
      1)   Korti kosteroid
            Tipikal yang mempunyai manfaat anti inflamasi yang kuat.
      2)   Kromolin
      Bekerja menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan mediator penyebab bronkospasme.
b.   Pengobatan pada serangan asma
      1)   Bronkodilator
      Obat pelega, melebarkan jalan nafas terutama dengan jalan merelaksasikan otot polos bronkus, contohnya antagonis beta 2, metilkantin, anti kolinergik.
2)   Kortikostroid
3)   Anti biotik : bila ada infeksi
4)   Terapi cairan melalui infus

ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
1.      Riwayat Keperawatan
a.       Riwayat Kesehatan
1)      Keluhan Utama
Klien mengatakan nafasnya sesak sejak satu hari sebelum masuk Rumah Sakit disertai batuk berdahak
2)      Kronologis Keluhan
Sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh batuk berdahak yang berwarna putih kental dan nafasnya sesak
3)      Faktor Pencetus
Sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien nafasnya sesak setelah membersihkan rumah, klien mempunyai riwayat asma sejak usia 5 tahun. Klien mengatakan sakitnya kambuh bila terkena debu..
b.      Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1)      Riwayat Imunisasi
Klien mengatakan tidak ingat imunisasi apa saja yang sudah diberikan
2)      Riwayat alergi (obat, makanan, binatang dan lingkungan)
Klien mengatakan mempunyai alergi terhadap makanan yaitu ikan teri, dan bila ada debu klien langsung nafasnya sesak, untuk yang lainnya tidak.
3)      Riwayat dirawat di rumah sakit
Klien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit Islam pada tahun 2005. Klien mengatakan rutin berobat jalan di Poli Asma Rumah Sakit Persahabatan.


c.       Riwayat Psikososial dan Spiritual
Orang yang dekat dengan klien saat ini suami dan anak-anaknya yang selalu menemani selama dirawat, hubungan klien dengan keluarga terbina sangat baik.
Orang yang selama ini dekat dengan klien selaian suaminya yaitu ibunya, klien selalu bertanya tentang penyakitnya. Dampak sakit terhadap keluarga yaitu keluarga merasa khawatir dengan penyakit yang diderita klien, klien tampak gelisah dengan ekspresi wajah tegang.
Dengan keyakinan agama Islam klien dan keluarga selalu berdoa semoga penyakit yang dialaminya saat ini bisa sembuh dan bisa segera pulang ke rumah sakit untuk berkumpul bersama keluarganya.
d.      Kondisi Lingkungan Rumah
Lingkungan rumamh klien sangat padat, ukuran rumah yang sempit untuk kapasitas keluarga, pembuangan sampah yang sembarangan dan ventilasi rumah kurang sehingga pencahyaan di rumah kurang.
e.       Pola Kebiasaan sehari-hari
1)      Nutrisi
a)      Pada saat di rumah
Klien mengatakan frekuensi makan tidak tentu karena nafsu makannya kurang jenisnya seperti nasi, lauk dan sayur, klien mengatakan alergi terhadap ikan teri
b)      Pada saat di rumah sakit
Klien makan ± 3 kali/hari, habis ½ porsi, klien mengatakan nafsu makannya berkurang karena merasa mual dan tidak menyukai makanan yang disediakan di rumah sakit. Jenis makanan di rumah sakit yaitu nasi, lauk, sayur dan buah. Berat badan saat ini 65 kg, berat badan sebelum sakit 68 kg dan tinggi badan 155 cm.


2)      Eliminasi
Frekuensi BAK di rumah ataupun di rumah sakit yaitu 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih, baunya khas dan tidak ada keluhan. Sedangkan frekuensi BAB di rumah ataupun di rumah sakit yaitu             1x/hari, warnanya kuning tengguli, baunya khas dan tidak ada keluhan.
3)      Personal Hygiene
Di rumah klien mandi 2x/hari memakai sabun, oral hygiene 2x/ahri, memakai pasta gigi, mencuci rambut 3 x dalam satu minggu dengan menggunakan shampo.
Di rumah sakit klien mandi hanya di lap saja, oral hygiene 2x/hari.
4)      Aktivitas dan Latihan
Klien tidak bekerja sehari-hari hanya tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga, klien jarang berolahraga. Keluhan bila melakukan aktivitas yagn berlebihan yaitu sesak.

2.      Pengkajian Fisik
a.       Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva normal, kornea normal, sklera anikterik, pupil isokor, otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, klien tidak menggunakan kaca mata.
b.      Sistem Pendengaran
Daun telinga normal dan tidak sakit bila digunakan, bentuk nnormal, serumen tidak ada, kondisi telinga normal, cairan dari telinga tidak ada. Perasaan penuh dalam telinga tidak ada, tinitus tidak ada, fungsi pendengaran normal, klien tidak memakai otot bantu.
c.       Sistem Wicara
Keluhan kesulitan berbicara tidak ada.
d.      Sistem Pernafasan
Jalan nafas terdapat sputum kental berwarna putih, yang menimbulkan nafas sesak bila melakukan aktivitas. Bila bernafas klien nampak menggunakan otot-otot bantu nafas, frekuensi nafas 80x/menit, irama nafas tidak teratur, kedalaman nafas memanjang, ronchi +/+, wheezing +/+ klien menggunakan oksigen 3 liter/menit.
e.       Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi periper tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 96x/menit dengan irama teratur dan denyutnya kuat. Temperatur kulit hangat dengan suhu 360C, warna pucat, tidak terdapat kelainan pada bunyi jantung
f.       Sistem Hematologi
Pada opemeriksaan laboratorium tangal 24 Desember 2007, Hg 13,9 gr/dl, Ht 4,2 vol %, leukosit 18.900, erinbrosit 6,11 juta/ul, trombosit 241 ribu/ul, untuk pemeriksaan geding mecanigum (BT-CT) tidak dilakukan dan pemeriksaan abumin tidak dilakukan.
g.      Sistem Pencernaan
Keadaan kulit normal dan bersih, jumlah gigi lengkap terdapat caries, saliva normal.
Pada abdomen teraba lemas membunal


0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
00:10
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)
Find Us :

Cari Blog Ini

Translate

Label

  • Artikel
  • Handphone
  • Penyakit
  • Program

Entri Populer

  • Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Masa Nifas dan Menyusui
    perubahan fisiologi dan psikologi pada masa nifas dan menyusui A.     Perubahan Sistem Kardio vaskuler masa nifas Sistem pereda...
  • Halusinasi Kinestetik
    HALUSINASI KINESTETIK PENGERTIAN HALUSINASI Halusinasi adalah pencerapan yang slah dari panca indera seseorangyang diakibatkan kar...
  • ASKEP PIELONEFRITIS
    ASKEP PIELONEFRITIS A.     Pengertian Pielonefritis Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang...
  • MIOKARDITIS
    ASKEP PADA KLIEN MIOKARDITIS DEFINISI MIOKARDITIS Miokarditis adalah peradangan atau  inflamasi pada miokardium.Peradangan ini da...
  • Sistem Dalam Kehidupan Manusia
    SISTEM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA A.SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Ekskresi adlah proses pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak...
  • Sistem Bilangan dan Konversi Bilangan
    Sistem Bilangan dan Konversi Bilangan Pendahuluan ü   Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling...
  • ASKEP BAYI BERESIKO TINGGI
    ASKEP BAYI BERESIKO TINGGI A.      Pengertian l   Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intra uterus ke keh...
  • Nama Latin Tumbuhan
    Nama Latin Atau Ilmiah Tumbuhan B erikut nama-nama latin ilmiah tumbuhan.bagi kawan2 yang mencari nama ilmiah tumbuhan Disini terlengka...
  • Sistem Bilangan
    1. SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan l   positional value system : sistem nilai berdasarkan letak/posisi a n-1 = angka yang p...
  • Struktur Percabangan
    Struktur Percabangan Jenis-jenis struktur percabangan Ø   Didalam bahasa pascal terdapat 2 jenis struktur percabangan, yaitu : ...

My Blog List

Powered by Blogger.

Arsip Blog

  • ▼  2015 (11)
    • ▼  March (1)
      • Obat Pelangsing Tubuh Tiens
    • ►  February (2)
      • Obat Herbal Tiens
      • Dr.Sehat Pelangsing
    • ►  January (8)
      • Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Masa Nifas ...
      • Penyakit Asma
  • ►  2014 (25)
    • ►  December (25)
Copyright 2014 Buku Artikel - All Rights Reserved
Design by Anis Mmulyadi - Published by terbaikdotcom.blogspot.com